Friday, November 25, 2016

LDR Oh LDR

Jadi dosen itu susah-susah gampang. Gampangnya, kalau tidak ada masalah, semua lancar aja. Susahnya, kalau masalah itu datangnya dari luar mata kuliah yang diajarkan. Seperti misal ada mahasiswa yang 'curcol' (curhat colongan) yang bukan bidang kita. Masalah dengan 'percintaan.'

Gak dibantu kasihan, dibantu juga 'pucink' sendiri, karena pengalaman di masa muda tidak cukup mengatasi masalah itu. 

Contohnya, masalah 'LDR' (Long Distance Relationship). Sebagai dosen, yang mahasiswanya sebagian berasal dari daerah, terkadang mengalami masalah ini. 

Katanya, galau, kangen, karena tidak bisa bertemu dengan 'sang kekasih.' Berat diongkos (badan juga berat kale, gara-gara stress, jadi pelariannya ke makanan). 

Nah, kalo udah begini, mending tidak usah 'LDR' aja. (Nah, lo!)

Jadi disuruh putus aja itu mahasiswa dengan kekasihnya? Pasti ada pihak yang tersakiti. Ya iyalah. Mendingan tersakiti sesaat, tapi galaunya tidak berkepanjangan.

Untuk itu, perlu dirumuskan kale, bagi orang tua yang ingin mengirimkan anaknya belajar ke luar kota, nasehati dahulu bila mereka punya kekasih, sebaiknya bagaimana? Biar selama dirantau tidak galau terus.